Jogjakarta memang selalu menjadi
daya tarik untuk berwisata terutama saat long weekend dan bagi yang baru jadian
kaya kita ini . cc : inung rizkyana.
Full Day Full Love seperti
judulnya saya nge-trip bersama teman
special saya. Berangkat pagi kita meluncur dari Semarang setelah menyantap mie
kari ayam dan segelas susu sebagai modal awal energi.
Perjalanan baru berhenti di
alun-alun kota Magelang untuk sekedar melepas lelah, makan roti, dan minum dan
tidak lupa merokok buat saya pribadi. Alun – alun Magelang terletak di Pusat
kota Magelang. Magelang sendiri merupakan kota dimana candi Borobudur berdiri
dan merupakan jalur utama Semarang – Jogja. Saat itu Minggu pagi, jadi alun –
alun ramai oleh pedagang – pedagang dadakan Minggu pagi. Lalu, kami kembali
melanjutkan perjalanan menuju Jogja.
Memasuki kota Jogja kami langsung
memilih tempat tujuan sesuai rencana kami “PANTAI BARON”. “So Let’s Get The
Beach, yeah”. Tapi yang jadi masalah adalah kami sama-sama belum pernah ke
Pantai Baron. Kami bingung harus mengambil arah mana untuk kesana, dan akhirnya
daripada membuang waktu bertanya-tanya. PANTAI PARANGTRISTIS yang jelas
tertulis pada plang lah yang kami tuju. No problem , Live is Never Flat I
believe.
Pantai Parangtritis
Pantai Parangtritis adalah pantai wisata yang terletak di desa
Parangtritis 27 km sebelah selatan Kota Jogja. Pantai ini
menyuguhkan panorama yang istimewa dengan kombinasi pemandangan alam yaitu
bukit berbatu, bukit pasir dan pasir berwarna hitam yang menurut saya cukup
bersih. Ombak disana benar-benar menyuguhkan permainan kejar-kejaran yang
sangat keren. Tidak hanya menikmati pemandangan kita juga bisa menikamati
berbagai fasilitas dan permainan seperti naik kuda (kuda beneran ya buka kuda
laut), ATV, dan dokar wisata. Tapi kalau budget terbatas, jalan-jalan di
pesisir pantai sama pasangan juga tidak buruk seperti kita cukup 10.000 buat
masuk daerah wisata berdua dan 2.000 untuk parkir motor. Tapi tidak semua
bagian pantainya bersih, di ujung timur, air di bibir pantainya berwarna hitam
pekat entah karena apa saya tidak tahu.
Hal lain
yang menarik selain pemandangannya, yaitu kisah supranaturalnya. Konon, Pantai Parangtritis diyakini merupakan trimurti yang
terdiri dari Gunung Merapi, Keraton Jogja, dan Pantai Parangtritis itu sendiri.
Masyarakat setempat meyakini Pantai Parangtritis merupakan bagian dari daerah
kekuasaan Ratu Selatan a.k.a Nyai Roro Kidul. Banyak juga pengunjung yang
datang untuk bermeditasi. Pantai ini merupakan salah satu tempat untuk
melakukan upacara Labuhan dari Keraton Jogjakarta. Asal nama Parangtritis yaitu
dari kata Batu karang (Parang) dan air yang menetes (Tumaritis) yang konon
ditemukan oleh pelarian Majapahit bernama Dipokusumo yang bersemedi disana.
Jadi Parangtritis bisa disebut tetesan air dari batu karang.
Malioboro
Dari Pantai kita
lanjut ke wisata belaja terkenal di Jogja, Malioboro. Tempat ini memang menjadi
kembang wisata belanjanya kota Jogja, sesuai namanya Malioboro yang berarti
karangan bunga dalam bahasa sansekerta. Sedikit flash back melihat sejarah, mengambil info dari sumber-sumber dibawah, Sebelum
menjadi salah satu ikon Kota Jogja, Malioboro hanyalah jalan sepi yang hanya
dilewati oleh orang-orang yang menuju Keraton ataupun Benteng Vredenberg, namun
keberadaan etnis tionghoa dan daerah pecinan plus setelah dibangunnya pasar
gedhe atau sekarang pasar bringharjo lambat laun perekonomian disana terbentuk
dan berkembang pesat dari yang dulunya hanya di Pasar Bringharjo sekarang
meluas hingga Stasiun Tugu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan bisnis
di Malioboro tidak bisa terlepas dari perpaduan kultur dominan yaitu Cina dan
Jawa. Selain pusat bisnis sekarang Malioboro juga menjadi pusat pemerintahan dengan
berdirinya kantor-kantor pemerintahan disana.
Malioboro Sekarang
Malioboro Tempo Doeloe
Batik Jogja
Apa lagi yang
dilakukan di Malioboro selain jalan-jalan bergandengan dan membeli oleh-oleh. Ya,
kita membeli oleh-oleh dan saya sendiri membeli baju batik murah tapi bukan
murahan tentunya disana. Motif batik yang banyak berkembang di Yogyakarta secara
umum adalah motif batik yang terinspirasi dari tumbuhan dan hal-hal lain diluar
motif mahluk hidup seperti manusia atau hewan. Hal ini Kota Jogja merupakan wilayah kesultanan yang
sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Islam.
Kue Yangko
Tidak lengkap rasanya
kalau tidak membeli oleh-oleh pengisi perut, makanan, dan kali ini pilihan saya
jatuh pada Yangko. Yangko adalah makan dari adonan dari tepung ketan
yang dibalut tepung gula dengan rasa manis dan khas karena ada unsur
gurihnya. Yangko biasa berbentuk kotak dan didalamnya telah diisi oleh isi kue
berupa kacang yang dapat menambah kenikmatan menyantap Yangko.
Dari segi sejarah, nama yangko
diyakini berasal dari kata kiyangko yang diucapkan dengan singkat menjadi
yangko. Yangko bermula di Kota Gedhe, dimana dahulu kala makanan ini dikenal
sebagai makanan raja-raja atau priyayi. Yangko ini juga dipercaya juga sebagai
makanan yang dibawa Pangeran Diponegoro saat bergerilya karena Yangko dapat
bertahan cukup lama dan tidak basi.
Demikian sedikit info mengenai salah satu tempat eksotis di kota wisata dan budaya Daerah Istimewa Yogyakrta, gambarnya saya ambil dari mbah google karena kami tidak membawa kamera untuk jeprat-jepret.
Demikian sedikit info mengenai salah satu tempat eksotis di kota wisata dan budaya Daerah Istimewa Yogyakrta, gambarnya saya ambil dari mbah google karena kami tidak membawa kamera untuk jeprat-jepret.
Sumber-sumber Tulisan Ini
enak ya..
BalasHapus:)
hehe
Hapusiya menceritakan trip itu enak :)