Candi Gedong Songo adalah objek wisata
yang saya dan pasangan saya kunjung pada tanggal 16 Mei 2012 Dengan maksud
untuk berwisata yang sedikit “melelahkan” karena harus menyusuri trek menanjak
untuk mencapai candi terakhir kami berangkat sekitar pukul 13.00 WIB dari
Semarang, Banyumanik dengan sepeda motor.
Melewati daerah wisata Bandungan kami menempuh perjalan hampir tepat 1
jam dengan kecepatan rata-rata 40-50 km/jam . Dan perlu diperhatikan bahwa
jalan menuju Candi Gedong Songo diisi dengan tanjakan dan turunan dan pada
tanjakan terakhir bisa dibilang sangat tinggi, kamipun harus turun salah satu
karena motornya tidak kuat.
Sedikit seraching tentang Gedong Songo,
saya akan menuliskan sedikit informasinya.
Candi Gedong Songo yang diyakini sebagai Candi Hindu, memiliki arti sembilan candi dengan lokasi yang paling tinggi adalah candi dengan angka paling besar. Kata Gedong berarti bangunan dan songo berarti sembilan sehingga kurang lebih berarti candi yang berjumlah sembilan. Candi yang terletak di Gunung Ungaran dengan ketinggian 1200 – 1800 meter diatas permukaan laut (Puncak Ungaran = 2050 mdpl) ini pada awalnya disebut Gedong Pitoe (Tujuh) karena pertama kali ditemukan oleh Rafless hanya terdiri dari tujuh candi. Namun kemudian ditemukan dua candi lagi dengan keadaan tidak utuh. Diperkirakan oleh para ahli bahwa candi-candi tersebut telah dibuat semasa dengan Candi Dieng yang dibuat pada kurun waktu abad VII – IX Masehi pada masa Dinasti Syailendra. Hal ini diketahui dari artefak-artefak di sekitar lokasi candi, serta adanya kemiripan-kemiripan fisik antara Candi Gedong Songo dan Candi Dieng.
Setelah
touchdown di lokasi, kami masuk dengan membeli tiket masuk Rp 7.500,-/orang +
parkir Rp 2.000,-/motor. Memasuki Pintu Masuk langsung terlihat Candi I. Jika Pembaca berminat disana kita bisa trekking menyusuri lokasi menggunkan
kuda yang banyak ditawarkan disana. Tapi karena beberapa alasan kuat kami
memilih jalan kaki saja. Kami jalan dan hanya lewat pada candi II dan candi
III. Saat menuju Candi IV kami melewati pemandian air hangat yang disana ada
semburan gas dari tebingnya. Naik lagi kami tiba di Candi IV dan lagi-lagi
hanya lewat.
Rencananya
pada Candi V yang dekat dengan Candi IV pun kami bermaksud hanya lewat, tapi
ternyata disana ada penjual yang bilang “candi terakhir, candi terakhir
minumnya mas”. Kami sempat tidak percaya karena itu baru Candi V dan ternyata
memang benar sudah tidak ada jalan lagi menuju Candi-Candi selanjutnya. Lokasi
di Candi V lebih luas dari Candi I – IV dan terlihat beberapa Bangunan Candi lain
disekitarnya yang telah menjadi the ruin
tample yang disebut Candi Perwara yang mengapit Candi Induk yang masih utuh. Kami berdiam sejenak sambil menikmati makanan dan take some pictures disana.
Setelah
dirasa puas kami turun dan makan Sate Kelinci. Saya penasaran sebenarnya karena
belum pernah, tapi ternyata rasanya biasa saja dan seperti daging ayam tekstur
daging kelincinya hanya sedikit lebih kenyal. Kami memesan satu porsi sate
kelinci dengan harga Rp 12.000,- tanpa nasi atau lontong karena kami sudah
membawa nasi sendiri, tapi apa yang terjadi ternyata menu default sate kelinci
adalah satu porsi sate kelinci berisi 10 tusuk plus 1 buah lontong sehingga
totalnya Rp 15.000,-. Jadi tips saya kalau tidak mau dikasi lontong maka
bilangnya pesan sate kelinci tanpa lontong atau nasi. Setelah kenyang dan puas
kami landing lagi menuju dunia bawah Semarang.
Karena penasaran kenapa hanya sampai Candi V maka saya coba tanya mbah Google dan saya dapat info bahwa Candi-candi yang telah dipugar oleh Dinas Purbakala, yaitu hanya candi I & II dipugar tahun 1928 – 1929, sedangkan candi III, IV, V dipugar tahun 1977 – 1983 karena sisanya sudah tidak utuh dan hanya terlihat seperti semacam situs.
Mungkin
Berguna :
Gedong
Songo dari Banyumanik, Semarang
Rute : Lewat lokasi wisata Bandungan mengikuti penujuk arah Temanggung dan nanti akan ketemu penunjuk arah Gedong Songo
Biaya :
1.
Ongkos = Bensin
+/- 2 liter tergantung motornya (Kami naik Mio)
2.
Tiket Masuk = Rp 7.500,-
per orang
3.
Parkir = Rp 2.000,-
per motor
Dokumentasi :
Semburan Gas Di Tebing Dekat Pemandian Air Panas
Candi V yang Masih Utuh (Candi Induk)
Plang Candi V (Candi Terakhir sebagai Cagar Budaya)
The Ruin Temple (Reruntuhan Candi Perwara) pada Candi V
Sate Kelinci + Lontong
Referensi :
Tidak ada komentar :
Posting Komentar