Jalur 3 KA-281 tujuan akhir stasiun Jakarta Kota segera diberangkatkan
kembali ...
Itulah sepenggal kalimat petugas
stasiun kereta api (KA) yang menginstruksikan bahwa kereta segera berangkat.
Kalimat-kalimat sejenis itu menjadi sering saya dengar sebulan terakhir ini.
Ya, selama sebulan saya bermain (masih tetap istilah untuk bekerja) di Ibu
Kota, seminggu sekali saya pulang pergi Jakarta-Purwakarta dan seringnya
menggunakan KA-281 atau KA lokal Jakarta Kota - Purwakarta.
KA-281 |
KA-281 ini saya sebut “kereta
rakyat” karena harganya yang relatif murah, hanya 3.000 rupiah, jika
dibandingkan dengan bus jurusan Purwakarta yang harganya sekitar 5 kali
lipatnya. Namun, tentu harga tidak pernah bohong (kecuali ketipu orang),
fasilitas dan lama perjalanannya setimpal dengan harganya. Kereta ini berhenti
hampir di semua stasiun yang dilewati yaitu Jakarta Kota - Kemayoran - Ps.
Senin - Jatinegara - Bekasi - Tambun - Cikarang -Lemah Abang - Kedung Gedeh -
Karawang - Klari - Kosambi - Dawuan - Cikampek - Cibungur - Sadang -
Purwakarta dan itu berdampak pada waktu
tempuh yang jadi relatif lama sekitar 2,5 - 4 jam, belum lagi karena kereta
‘kasta bawah’ maka kereta ini harus mengalah jika ada kereta-kereta lain yang
mau menyusul. Selain jarak tempuh, fasilitasnya pun begitu, tidak ada batasan
penumpang dan nomor tempat duduk membuat penumpang penuh sesak, kotor, pedagang
berlalu lalang tanpa henti, dan hawa menjadi panas apalagi untuk bayi pasti
tidak betah. Seperti lagunya Alm. Franky and Jane “penumpang penuh bayi-bayi menangis, penjual makanan selalu berteriak
.... “ ditambah banyaknya yang merokok menambah kesumpekan suasana. Dari
segi fisik kereta sendiri tidak jauh beda dengan kereta ekonomi biasa, namun
ada beberapa gerbong dengan bangku plastik, dan fasilitas seperti meja, kamar
mandi, blower, bahkan kursi ada
beberapa yang rusak.
Tetapi, dibalik semua itu ada
segelintir orang yang menggantungkan hidupnya dari kesemrawutan tersebut.
Disinilah saya tertarik untuk melihat hal-hal menarik terutama pedagang dan
‘pengusaha’ lainnya yang ada di KA-281. Mulai dari orang-orang kreatif, sotoy, hard worker, dan lain-lain ada di
KA-281 yang mungkin tidak ditemui di sarana transportasi lain yang kastanya
tinggi.
Pedagang Kreatif dengan Pengeras Suara |
Di KA-281 ini ada sekelompok anak
muda musisi kereta yang menurut saya kreatif, mereka beranggotakan 5 atau 6
orang dengan alat musik gitar, ketipung, calung, dan yang menarik mereka
menggunakan keyboard. Mereka juga
tidak asal nyanyi tapi sudah cukup bisa dibilang ‘oke’ dengan adanya paduan backing vocal. Selain mereka ada juga
penjual rokok, tissue, permen yang tak kalah kreatif. Dia tidak pernah
teriak-teriak menjajakan dagangannya tapi dia menggunakan pengeras suara yang
berisi rekaman suara dalam menjajakan dagangannya. Jadi, dia hanya jalan sambil
menenteng pengeras suara itu. Keren. hehe. Tapi ada juga musisi-musisi yang sotoy, mereka sepertinya preman-preman
yang asal meminta uang saja padahal tidak tahu mereka menyajikan apa.
Pedagang Buah |
Dari sisi kreatif, kita beralih
ke orang-orang yang memiliki semangat juang tinggi dalam menyambung hidup. Ada
seorang kakek-kakek tunanetra yang rela berjalan mondar-mandir di sesaknya
kereta demi uang-uang recehan. Beberapa musisi juga ada yang menderita
kekurangan fisik, mereka bermodalkan tape
dan microphone seperti karaoke. Ada
juga penjual buah-buahan dan minuman yang harus membawa beban berat di tengah
kereta yang sesak demi menjemput rizki yang yang di telah tetapkan Tuhannya dan
tak jarang mereka jadi bulan-bulanan mulut ibu-ibu. Dan terakhir, ada anak-anak
usia bermain yang sudah harus bertanggung jawab akan hidupnya sendiri bahkan
mungkin hidup keluarganya. Mereka ada yang memberi amplop kosong berharap pada
penumpang untuk mengisinya, menemani orang tuanya, dan menjadi tukang sapu demi
hidupnya hari itu.
Selain hal-hal diatas, yang
lainnya ada juga pedagang mainan yang kadang bikin anak-anak kecil menangis. Karena
biasanya dia promosi di depan anak-anak namun disisi lain orang tua si anak itu
tidak berminat membelikan, yah, terjadilah pertumpahan air mata disertai
teriakan si anak. hehe. Lainnya lagi yaitu para smoker. Diantara para smoker
yang ada di dalam KA, ada satu smoker
yang ingin saya sorot, dia adalah kondektur KA-281 yang asik-asik merokok di
tengah-tengah penumpang usai memeriksa tiket padahal tulisan dilarang merokok
jelas sekali di tiap gerbong. Jadi, wajar saja kalau penumpang lain juga
ikut-ikutan.hehe
Well, Itulah sepenggal pengamatan saya pada orang-orang dan
fasilitas dalam setiap perjalanan mudik saya menggunakan KA Lokal Jakarta -
Purwakarta. Dalam setiap alat transportasi pasti ada cerita-cerita tersendiri
hanya tinggal bagaimana kita menikmati cerita-cerita tersebut. Selamat Membaca.
Fasilitas Meja Kereta yang Rusak |
"Israel" - Istana Sisi Rel Jakarta Ps. Senen |
From Train's Window |