“Gunung Prau itu sudah gratis, trekknya tidak terlalu sulit tapi setelah di puncak pemandangannya amazing, seperti apa ya ?”
Kali ini saya bersama 9 orang
lainnya akan mendaki Gunung Prau di kawasan dataran tinggi Dieng. Gunung ini
berketinggian 2560 mdpl dan letaknya di perbatasan kabupaten Wonosobo dengan
Kabupaten Kendal. Ada beberapa jalur pendakian di gunung ini, bisa lewat jalur
Kendal atau lewat Dieng. Kami memilih lewat jalur Dieng alasannya karena waktu
tempuh yang berdasarkan info cukup cepat sekitar 2-3 jam.
Meeting point kami sepakati di terminal Mendolo Wonosobo. Jadi kami
berangkat terpisah. 3 teman saya berangkat dari Tangerang, 5 dari Terminal
Rawamangun, 1 dari Surabaya dan saya sendiri dari pool Sinar Jaya Mampang. Nah, karena itu juga kita jadi tunggu-tungguan
karena kedatangan bus yang berbeda-beda. Saya tidak dapat bus langsung ke
Wonosobo, jadi saya naik bus jurusan Purwokerto dan dilanjut ke Wonosobo dengan
bus 3/4. Jam 2 siang sepertinya kita baru kumpul semua di depan Agen P.O Sinar
Jaya terminal Mendolo.
Setelah istirahat, makan, dan
menyiapkan segala sesuatu untuk naik nanti termasuk membeli nasi bungkus untuk
makan malam, kami berangkat dengan angkot kuning ke tempat ELF yang akan
mengantarkan ke Kawasan Dieng. Sepertinya ELF dimanapun sama. OVERLOAD ! Disini
pun sudah penuh masih saja si kernet menaikkan penumpang. Protes pun datang
dari penumpang termasuk kami. Di ELF ternyata ada kebingungan tentang tarif
baru setelah BBM naik. Penumpang pribumi merasa bingung tentang tarif baru yang
ditetapkan si ELF. Menurut warga, sih, belum ada keputusan dari pemerintah desa
berkenaan tarif ELF. Tapi si ELF sudah menaikkan secara sepihak dan tentunya
mengundang gunjingan penumpang yang kami dengar juga.
Setelah oper lagi dengan ELF lain
dari menara pandang Dieng atau warga menyebutnya “pemandangan” kami tiba di
pertigaan depan “Losmen dan Restoran Bu Djono”. Tak jauh dari sana sedang
digelar Dieng Culture Festival. Kami tidak sempat kesana karena memang tujuan
kami adalah menikmati puncak Prau.
Titik awal pendakian kita mulai
dari situ sekitar jam 5.00. Karena kemampuan jalan yang berbeda-beda, jadi saya
dan 2 teman saya memutuskan duluan. Walau treknya cukup mudah, tapi baru
setengah jalan hujan cukup deras menyambut kita. Dan jas hujan yang dibeli di
terminal pun jadi alat yang berguna. Sebelum sampai puncak kita akan melewati
pos degan tower-tower pemancar telekomunikasi.
Jalan di gunung ditambah hujan dan
angin dinginnya jadi ganda. Walaupun saat jalan tidak terasa, tapi setelah
sampai puncak dinginnya ampun dah.
Saking dinginnya tangan saya kaku dan menyalakan senter saja tidak bisa. Tapi
untung teman saya Pandu masih bisa membangun 2 tenda. Setelah tenda berdiri tak
berapa lama rombongan yang lain tiba dan mendirikan 2 tenda lagi. Tidak ada
acara malam itu. Selesai makan nasi bungkus, kami langsung tidur untuk
menyambut pagi yang pastinya menakjubkan.
Ternyata beautiful point dari Prau bukan di puncaknya. Kita harus turun
sedikit untuk sampai di savana yang terhampar luas dengan bukit-bukit
berlapis-lapis seperti bukit teletubies. Benar-benar menakjubkan melihat savana
seperti itu karena saya baru pertama melihatnya. Hamparan rumput dan
bunga-bunga tersusun rapi dan memancarkan segala keindahannya. Naik ke puncak
bukitnya kita bisa melihat Telaga Warna dan sunrise. Namun sayang, kabut yang begitu
tebal menyembunyikan keanggunan Batara Surya. Baru sekitar pukul 8.00 kabut
menghilang dan Batara Surya sudah tekun bekerja. Dari setiap bukitnya, tatapan
tajam gunung-gunung besar di sekitarnya begitu menawan. Gunung Sindoro,
Sumbing, Merbabu, dan Merapi tampak gagah dan anggun dari bukit-bukit di
sekitar savana.
Setalah puas mengagumi karya
Tuhan Yang Maha Kreatif, kita kembali ke tenda dan memasak sarapan
masing-masing. Setelah selesai semuanya kita packing lalu turun dan kembali ke
Terminal Mendolo untuk bertolak ke Jakarta dengan segala rutinitas yang akan
membawa kita ke trip-trip selanjutnya. Pulangnya kami kembali terpisah bus.
Tapi saya beruntung karena kenakalan sopir bus saya, saya jadi sampai paling
pagi dan masih bisa kerja tepat waktu. Yang lain gimana ya ? Hehehe
Mungkin Berguna
1. Rute (Saya) dari Jakarta
Jakarta -
Purwokerto - Wonosobo
2. Ongkos (Saya)
- Jakarta - Purwokerto (Sinar Jaya Ekonomi) : Rp 55.000,-
- Purwokerto - Wonosobo (Terminal Mendolo) : Rp 25.000,-
- Terminal Mendolo - Pasar (Angkot Kuning) : Rp 3.500,-
- Pasar - Pemandangan (ELF) : Rp 7.000,-
- Pemandangan - Dieng (ELF) : Rp 5.000,-
3. Tips
- Bawa jaket tebal apalagi saat memasuki musim kemarau (Juli), di Dieng saat dini hari kabarnya bisa sampai 0 derajat.
-- Salam Dolan, Headband Traveller --
Tidak ada komentar :
Posting Komentar