Mau mengunjungi
tempat yang keren memang harus ada syaratnya. Tidak jauh beda dengan mau masuk
surga. Saya dan Winda mengalaminya saat berwisata ke Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Tempat kelahiran
Pak SBY. Kota ini julukannya Kota 1001 Goa, tapi tujuan kita malah ke pantai.
Ya, karena memang pantainya juga kabarnya bagus-bagus.
Pasti belum lupa
kan salah satu kejadian heboh di media sosial Instagram yang melibatkan Bu Ani
Yudhoyono. Saat Bu Ani marah atas komentar pada fotonya saat di pantai bersama
keluarga besarnya? Nah, itu lokasi fotonya adalah Pantai Klayar di Pacitan.
Welcome Pacitan |
Jika dari Semarang,
untuk menuju Pacitan maka rutenya bisa lewat Ungaran-Salatiga-Boyolali-Solo-Sukoharjo-Wonogiri-Pacitan.
Kita menempuh rute itu dengan perjalanan sekitar 7 jam menggunakan sepeda
motor. Awalnya cuaca mendukung, cerah terpancar dan kehangantan matahari pagi
menjelang siang mengiringi perjalanan. Namun, namanya saja musim hujan, hujan
pun turun sepanjang Sukoharjo dan Wonogiri.
Rencana perjalanan
kita dibagi menjadi dua part besar.
Yaitu mengunjungi pantai di kawansan barat, kemudian ke kawasan timur. Kawasan
Barat adalah yang berbatasan dengan Wonogiri. Jadi berada di pintu masuk
Pacitan jika dari arah Solo, Semarang, atau Jogja. Pantai-pantainya berada dalam
satu kawasan. Yang masuk daftar kunjungan kita disana adalah Pantai Klayar,
Pantai Banyutibo, Pantai Buyutan dan Goa Gong. Kemudian dilanjutkan ke
pantai-pantai bagian timur yang berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek. Ada
pantai Soge dan Pantai Taman yang masuk akan kita kunjungi.
Hari pertama (19/3)
kita memang hanya merencanakan bermalam di Pantai Klayar. Menggunakan tenda
tentunya, karena tujuan kita adalah camping di pinggir pantai.
Namun masalah
muncul. Winda harus menyelesaikan pembayaran SPP, dan hari saat kita berangkat
adalah hari terakhir. Kesalahan kita adalah baru mulai mencari ATM setelah
sampai daerah Sukoharjo.
Akhirnya ketemu
juga ATM Mandiri. Kita coba membayar, namun sialnya pembayaran tidak dapat di
proses. Pantang menyerah, kita mencari lagi. Dengan harapan ATM tadi sedang
gangguan. Namun, ATM kedua sama saja. Sampai ATM ketiga di daerah Wonogiri,
hasilnya tetap sama.
Hipotesis lain muncul lagi di perjalanan. Kita mengira saldo
minimum setelah melakukan pembayaran kurang dari batas minimum saldo. Kita
berjalan terus, namun ATM Mandiri tak kunjung muncul. Hanya ada ATM bank lain
yang tidak ada menu pembayarannya. Hingga kita sampai di persimpangan dimana
ada arah menuju Pantai Klayar dan Kota Pacitan, kita akhirnya memutuskan keluar
dari rencana karena mau tak mau harus ke Kota Pacitan mencari ATM.
Akhirnya ada juga
ATM yang kita cari-cari. Tepat di samping alun-alun Kota Pacitan. Hipotesis
tadi pun kita praktekkan dengan
menambah saldo dulu, hasilnya… gagal. Masih saja sama.
Tidak putus asa, kita coba menghubungi pihak bank, namun katanya normal.
Sekitar satu jam kita lesehan di pelataran ATM. Sudah seperti gelandangan. Kita
makan, cekikikan, dan guyon-guyon sambil sebenarnya panik (sebenarnya Winda saja sih yang panik). Kita sudah hampir
menyerah saat kemudian keajaiban itu datang pada waktunya.
Dialah satpam ATM
yang membantu kami. Ternyata ada cara yang sama sekali tidak ada di petunjuk
ATM yang membuat bisa. Yaitu menekan angka “1” saat konfirmasi pembayaran. Dan voila, sukses bayar SPP! Kemudian kita
menyebutnya “kejadian tekan 1”.
Rencana awal telah
gagal. Mau tak mau kita bermalam di pantai terdekat. Pantai Teleng Ria, yang
memang berada di pusat kota jadi pilihan terbaik. Padahal ini tidak masuk
daftar. Tadinya kita berniat camping, tapi pas baru membuka tenda hujan deras
tanpa kompromi turun. Benar-benar langsung deras. Basah kuyup semua peralatan
campaing kita. Tidak ada pilihan lain, malam itu kita cari penginapan.
Tidak buruk juga di
penginapan. Bisa tidur di spring bed, ada kamar mandi nyaman dan televisi. Bagus
lah merasakan nyaman malam itu setelah seharian lelah di perjalanan dan segala
kejadiannya.
IndraRama
Jakarta 10 Maret 2015
sumber :
Tidak ada komentar :
Posting Komentar