Ini adalah kisah perjalan wisata
saya sendirian di Kota Jakarta pada tanggal 16 Mei 2012. Tadinya saya hanya
bermaksud pulang kampung, namun karena bosan dan berniat mencari ongkos
termurah sampai Purwakarta saya memilih naik kereta Tawang Jaya dari Stasiun
Semarang Poncol hingga Stasiun Jakarta Pasar Senen. Harga tiketnya relatif murah
hanya Rp 33.500,- sudah sampai Jakarta. Keretanya berangkat dari St. Poncol
pada pukul 19.00 dan sampai di St. Pasar Senen sekitar pukul 3.00 dini hari.
Sampai di St. Pasar Senen masih
sepi karena memang belum subuh, jadi saya memutuskan untuk diam di stasiun
sambil men-charge hp karena kebetulan
memang low-bat. Saya menunggu sampai subuh lumayan dapat setengah penuh, lalu
saya Solat Subuh dulu di masjid Al-Syarif depan St. Pasar Senen plus tidur dulu
hingga sekitar pukul 6.30 pagi. Saya mulai berjalan ke destinasi pertama yaitu
Kota Tua Jakarta dengan naik metro mini dari terminal dan membayar Rp 2.000,-.
Saya turun di depan Museum Bank Indonesia dan mulai berkeliling, ternyata masih
sepi dan belum ada kios yang buka apalagi museumnya. Jadi saya putuskan sarapan
dulu di bubur ayam Jakarta di dekat Museum Bank Indonesia. Kemudian saya kembali
ke Kawasan Taman Fatahillah dan duduk-duduk sambil membaca buku. Baru setelah
Museum Sejarah Jakarta buka saya memutuskan untuk masuk, dan saya bareng dengan
anak-anak SD.
Museum ini biasa disebut Museum
Fatahillah, disini berisi tentang sejarah Kota Jakarta dan benda-benda antik
peninggalan sejarah. Yang menarik pertama adalah terdapat Patung Dewa Yunani
Hermes yang merupakan dewa pengantar pesan pada mitologi Yunani, dan bentuknya
mirip seperti yang digambarkan di Novel Percy
Jackon. Yang menarik berikutnya adalah Meriam Si Jagur dengan ‘Jempol
Kejepit’ di bagian belakangnya yang merupakan lambang kesuburan, kejayaan, dan
kekuatan. Meriam ini merupakan peninggalan Portugis yang digunakan sebagai
senjata merebut Selat Malaka. Cukup membayar Rp 2.000,- kita bisa sedikit
belajar sejarah Kota Jakarta.
Acara Alone Adventure saya lanjutkan ke Museum Wayang di dekat Museum
Fatahillah dengan tiket masuk Rp 2.000,- . Museum Wayang ini isinya yaitu wayang-wayang
dari berbagai daerah, seperti Wayang Gatotkaca, Ponokawan, Si Pitung dan
lain-lain. Suasananya memang sepi sebagaimana museum di Indonesia pada umumnya
dan yang membuat ill feel adalah saat
menuju bagian belakang Museum, disana tercium bau masakan yang menyengat dan
ternyata memang dapur dari kantin Kota Tua bergabung dengan bangunan Museum,
menyedihkan sekali.
Saya pun lanjut ke destinasi
selanjutnya, Pelabuhan Sunda Kelapa. Dengan berjalan kaki menuju
Utara saya melewati Jembatan Kota Intan yaitu jembatan berusia 4 abad yang dibangun pada tahun 1628 dan dulunya berfungsi menghubungkan Benteng Belanda dan Benteng Inggris. Setelah berjalan sekitar 2 km sayapun sampai di Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan
Pelabuhan tertua di Kota Jakarta. Saya tidak masuk ke Pelabuhan karena isinya
truk-truk besar pengangkut barang. Di sana saya sempat mengunjungi Galangan VOC
karena namanya menarik yang ternyata adalah cafe
and resto dan Menara Syahbandar yang merupakan bagian dari Museum Bahari
yang dulunya merupakan menara pemantau keluar-masuk kapal di Sunda Kelapa.
Puas
di kawasan wisata Kota Tua, saya berniat lanjut ke Monas dan sebelumnya saya
makan siang di Alfamart di Kota Tua yang ada corner-nya, harganya wajar seperti
Alfamart pada umumnya dan bisa seduh pop-mie. Jadi, bisa jadi rekomendasi untuk
wisatawan ‘pas-pasan’. Saya naik busway dari Halte Stasiun Kota dengan
tarif Rp. 3.500,- (kemanapun asal tidak keluar dari halte). Saat itu pertama
kalinya saya naik Busway *cheers*. Saya turun di Halte Monas, tapi sayang
sekali disana hujan deras lalu saya memutuskan tidak jadi ke Monas dan langsung
menuju ke Masjid Istiqlal naik Busway lagi.
Saya menuju Halte Harmoni,
transit dan naik lagi ke Halte Juanda tepat di depan Masjid Istiqlal. Masjid Istiqlal
memiliki bangunan yang bagus dengan tiang-tiang entah stainless atau apa saya tidak tahu, dan arsiteknya adalah seorang Kristen.
Selesai Solat Dzuhur kira-kira pukul 14.00 saya kembali menuju St. Pasar Senen
untuk menuju Purwakarta via kereta api Ekonomi pukul 17.30. Naik Busway lagi menuju
Halte Harmoni dan transit lalu naik ke jurusan Pulo Gadung turun di Halte
Senen. Kira-kira pukul 21.00 saya baru touchdown
di rumah. Full Lonely Fun Day at Capital City of Jakarta.
Kesimpulannya ongkos murni
Semarang Purwakarta saya hanya Rp 38.500, lebih murah dibanding bus Ekonomi Rp
60.000 dan kereta Harina Rp 115.000,- – Rp 140.000,-.
Mungkin Berguna :
Ongkos (dari Semarang)
1.
Kereta Ekonomi Tawang Jaya : Rp 33.500,-
2.
Metro mini Pasar Senen – Kota Tua : Rp 2.000,-
3.
Busway (asal tidak keluar koridor) : @Rp 3.500,-
4.
Kereta Ekonomi Jakarta -Purwakarta : Rp 3.000,-
Wisata
1.
Museum Sejarah Jakarta : Rp 2.000,-
2.
Museum Wayang :
Rp 2.000,-
Cafe Batavia Kota Tua Jakarta
Meriam Si Jagur ('Jempol Kejepit')
7000 pon berat Meriam Si Jagur
Jembatan Kota Intan
Corner Alfamart Kota Tua
Tidak ada komentar :
Posting Komentar