google.com |
Kali ini saya akan berkicau sedikit
mengenai bagaimana langkah-langkah saya dalam mencari kerja. Sebagai seorang
mahasiswa vokasi di sebuah institusi yang menjunjung tinggi moto “cepat
mendapat kerja”, pekerjaan adalah tujuan utama setelah dinyatakan lulus. Begitu
pula lingkungan keluarga yang secara langsung mendorong saya untuk segera
mendapat pekerjaan setelah lulus. Namun, pekerjaan seperti apa yang saya
inginkan tidak bisa saya pendam. Itulah yang kemudian cukup mempengaruhi saya
untuk berprinsip tidak mencari pekerjaan sembarangan.
Ketika teman-teman saya sudah
mulai mencari lowongan pekerjaan di industri-industri, saya yang berstatus
mahasiswa tingkat akhir mencoba fokus pada Tugas Akhir saya. Saya mengambil
Tugas Akhir memang sesuai dengan passion
saya. Programming. Ya, entah kenapa
ada ketertarikan yang kuat pada bidang tersebut, walaupun saya mengakui skill saya memang belum memadai. Bekerja
hingga larut malam untuk membuat sebuah fungsi menjadi rutinitas tiap hari
saya. Tugas akhir bagi saya adalah tugas awal dimana saya mengawali langkah
nyata saya dalam dunia programming. Dorongan
dan target untuk dapat menyelesaikan tugas akhir tanpa banyak bantuan dari
orang lain pun mendorong saya untuk tidak dulu mengambil kesempatan berbagai
lowongan kerja yang ada. Itulah yang membuat saya sedikit “tertinggal” dalam
mendapat pekerjaan.
Saat ditanya, saya hanya menjawab
“Saya pengen kerja di Jakarta”. Namun saya merasa saya berkeinginan kuat untuk
mengejar impian saya walaupun harus lebih lama dari orang lain. Saya hanya
berusaha berbeda dari orang lain. Saya ingin bekerja karena mimpi buka karena
gaji.
Namun dorongan fokus pada TA
(Tugas Akhir) membuat waktu sidang saya relatif cepat. Saya dapat sidang
sebelum puasa. Setelah itu saya mulai mencari kerja, berbagai posisi saya lamar
melalui e-mail dan banyak pula yang
berhubungan dengan bidang IT. Namun seperti belum rejeki, saya tak kunjung
dapat panggilan. Sampai akhirnya saya mendapat panggilan test kerja di Jakarta
di bidang telekomunikasi. Sekalian pulang ke Jawa Barat sayapun menjalani test
yang hanya interview, saya merasa ada yang aneh dalam test tersebut dan benar
saja pada akhirnya dengan berbagai pertimbangan saya tidak mengambil pekerjaan
itu walaupun diterima . Pulang ke rumah saya masih sering mengirim lamaran ke
berbagai perusahaan, bahkan lewat referensi teman bapak saya, saya mendapat
panggilan kerja di pabrik. Namun jiwa saya berkata lain dan saya menolak
pekerjaan itu.
Tidak adanya panggilan dari
pekerjaan yang saya inginkan membuat prinsip saya perlahan memudar. Saya menurunkan
target saya untuk hanya bekerja dimana saja. Sampai sebelum wisuda saya coba mengikuti
acara Job Fair dan melamar beberapa. Melihat teman-teman “sepermainan” saya
yang sudah bekerja membuat saya makin menurunkan prinsip saya. Tapi jauh dalam
hati dan doa saya saya masih berharap pada pekerjaan yang saya impikan. Doa untuk
selalu ikhlas menerima pemberian-Nya selalu saya panjatkan. Berusaha selalu
berfikir positif tentang apapun yang nantinya saya dapat. Walau sekecil apapun
api tekad di hati saya memberikan keyakinan kuat pada tiap doa dan usaha saya
bahwa keajaiban bersama orang-orang yang berani.
Dan benar saja, Allah selalu
mudah berkehendak. Sebelum wisuda, dengan impian yang hanya tinggal saya yakinkan
pada doa saya, saya mendapat rejeki yang tak terduga. Sebuah perusahaan yang
saya sendiri sempat lupa kapan melamarnya menelepon saya untuk test untuk bagian PHP Programmer. Betapa senangnya saya saat itu, betapa api tekad
yang tadinya hanya sebesar api lilin seolah menjelma menjadi obor olimpiade. Saya
berusaha dan belajar untuk menghadapi test tersebut, terus berdoa dan tetap
berharap dapat ikhlas untuk segala hasilnya nanti. Pada hari Selasa 2 oktober
2012, dua hari setelah saya menerima ijazah, saya mengikuti test dengan penuh
kebahagiaan karena Allah kembali memberi kesempatan pada saya. Seusai test saya
berusaha menyerahkan hasilnya kepada-Nya dan hanya berdoa. Dan, segala rasa syukur
saya tercurah saat hari Rabu 3 Oktober 2012 saya di telpon dan dikabarkan bahwa
saya diterima disana untuk program pelatihan Java Programmer. Sebuah impian
yang hadir dari keinginan kuat dan doa yang kuat. Saya akhirnya menarik kesimpulan
bahwa Allah memerintahkan saya untuk mendekatkan diri pada-Nya agar menjadi
kebiasaan bagi saya kelak sebelum kemudian Dia menjawab doa saya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar