“Seperti di Jakarta, kemacetan ternyata ada di Goa Pindul, bedanya kalau di Jakarta penuh emosi, disini penuh kesejukan.”
Suasana Pintu Masuk Goa |
Goa Pindul, sebagaimana goa-goa lain, juga punya legenda. Salah satunya
yaitu kisah pengembaraan Joko Singlunglung mencari ayahnya yang hilang. Setelah
kesana kemari mencari alamat, dia masuk ke salah satu goa. Saat mau masuk
pipinya terbentur batu, akhirnya dengan segala filosofinya dia menamai goa itu
Goa Pindul yang artinya pipi kebendul (kebentur dalam bahasa jawa).
Dari loket, kita harus menuju goa dengan mobil bak terbuka. Karena
penuh, untuk dapat ban pun harus mengantri dulu di pintu keluar goa. Ban yang
dipakai yaitu ban dalam (tube) truk berdiameter sekitar 1 meter. Setelah dapat,
masih harus berjalan lagi ke pintu masuk goa. Penuh sekali disana, semua
mengambang dan berdesakan di permukaan sungai seperti cendol. Wah, kemacetan
model baru nih sepertinya.
Walaupun macet, disini rasanya tidak bosan. Karena panasnya matahari
kontras dengan air sungai yang sejuk. Warna airnya yang hijau atau spring green ditambah kilauan pendar
sinar matahari menambah hijau suasana disana. Tapi ternyata bannya panas, jadi
harus beberapa kali di sirami air. Rombongan kita terdiri dari tujuh orang yang
dipandu oleh seorang pemandu.
Interior Goa
Kelelawar, Seniman Ornamen Goa |
Stalagmit dan stalagtit serta hewannya batman, kelelawar, menjadi
pemandangan sepanjang goa. Bercak-bercak coklat yang merupakan pipis kelelawar
yang menempel di atap goa menjadi ornamen goa. Dan dari situ saya baru tahu
kalau kelelawar pipisnya ke atas.
Zona remang dan zona gelap abadi kita nikmati juga. Di zona gelap abadi,
sumber cahaya hanya senter pak pemandu dan kilatan blitz kamera pengunjung. Di sini
ada stalagmit dan stalagtit yang menyatu membentuk pilar alami. Fenomena alam
yang tak terbayangkan ini menempatkan pilar Goa Pindul nomer 4 terbesar di
dunia. Waktu pembentukan tetesan air menjadi stalagmit dan stalagtit yaitu 1 cm
per 10 tahun. Berapa lama ya sampai bisa menjadi pilar seperti itu ?
Di pengujung pintu, atap yang
berlubang membuat cahaya matahari menerobos menyinari goa, sangat indah. Cahaya
yang entah bagaimana menggambarkannya bagai pacaran bidadari atau dewa di
film-film. Pintu keluar goa yaitu berupa bendungan dimana kita bisa nyebur dan berenang sekaligus sebagai
akhir dari Cave Tubing ini.
Pancaran Cahaya Bidadari |
Kembali ke pos, sambil bersih-bersih badan, nikmatnya wedang jahe yang
sebenarnya kurang manis dan pecel plus gorengan menjadi pelengkap suasana penuh
kegembiraan. Pengelolaan profesional membuat pengunjung tak akan kapok datang
kesini. Tak menunggu lama setelah semua siap kembali, motor mio biru kita pun
sudah siap membawa kita meninggalkan Desa Bejiharjo dan Goa Pindul.
~~ Salam Dolan ~~
haaaa aku kemarin tanggal 14 mau kesana ga jadi... :(
BalasHapusWah recomended dah no, cobain aja hehe
Hapus