“Baru mengurus ijin saja kami
sudah harus me-reschadule perjalanan
sampai dua kali.”
Ya, Gunung Gede memang salah satu gunung yang untuk mendakinya
dibutuhkan pengurusan ijin yang cukup ketat karena merupakan kawasan konservasi.
Ekosistem alamnya sangat dijaga di bawah nama Taman Nasional Gede Pangrango
(TNGP).
Sudah dari bulan September, saya dan Didot berencana kesana. Saat itu, Didot
yang mengurus ijinnya harus menelan kenyataan pahit tidak dapat kuota. Padahal
uang sudah ditransfer. Alhasil kami ganti destinasi ke Gunung Papandayan.
Yang kedua 3 minggu setelahnya. Walau belum sempat transfer uang, tapi
lagi-lagi kuota jalur Cibodas habis dan karena
jalur Gunung Putri ditutup, hanya ada Selabintana, Sukabumi. Karena jauh
dan katanya banyak pacetnya, teman-teman saya yang lain tidak mau ikut. Itulah
kedua kalinya kami ditolak Gunung Gede.
Dengan sumpah si Didot yang akan mengganti nama Gunung Gede jadi Gunung
Tidak Gede, kami mencoba lagi 2 minggu setelahnya. Dan karena sumpah itu
akhirnya Gunung Gede luluh hatinya dan kita dapat kuota naik lewat jalur
Cibodas. Horeee !
Untuk pendaftarannya tidak beda dengan pendaftaran ujian masuk perguruan
tinggi. Kita harus registrasi online dengan menyerahkan biodata dan transfer
uang pendaftaran untuk dapat bukti pendaftaran yang akan ditukar Simaksi (Surat
Ijin Memasuki Kawawan Konservasi).
Karena kurangnya research,
kami baru akan mengurus simaksi pada hari-H. Berangkat 29 November malam dari Kampung Rambutan, kami
tiba di pertigaan Cibodas sekitar pukul 2.00 dini hari. Disana saya berkenalan
dengan sesama pendaki bernama Mas Fazri dengan ketiga temannya.
Dari dialah kami tahu untuk dapat Simaksi harus ada materai untuk bikin
surat pernyataan dan bukti transfer harus di print. Wow! Saat itu juga langsung Didot mencari materai 6000.
Untunglah ada Alfamart buka dan menjual materai. Satu syarat dapat. Syarat satu
lagi kami harus tunggu pagi untuk dapat warnet.
Paginya, kami diberi tahu lokasi warnet oleh penjaga warung makan tempat
kita sarapan. Langsung turun lagi untuk mencari. Ternyata pemilik warnetnya yaitu
penjaga warung tempat makan kami juga.
Akhirnya setelah syarat lengkap, scan KTP, materai, bukti treansfer
tercetak, dan setelah loket buka, kami mendaftar untuk dapat Simaksi. Seperti di
rumah sakit, persyaratan kami ditumpuk dulu dan menunggu dipanggil. Dan jreng-jreng, sekitar 09.30 Simaksi sudah
ditangan dan siap mendaki ke-Gede-an Gunung Gede.
Hampir saja kita gagal lagi mendaki saat cek kelengkapan. Satu teman
saya hanya memakai sandal japit dan itu tidak boleh. Namun, setalah berdiskusi
mencari solusi. Akhirnya dengan baik hati, penjaga meminjamkan sepatu untuk
teman saya. Setelah menitipkan sabun mandi karena tidak boleh dibawa, akhirnya
kami mulai langkah pertama mendaki Gunung Gede setelah melalui proses yang
panjang.
Mungkin Berguna, guys ! Syarat pendakian
- Daftar online H-30 untuk dapat kuota
- Biodata sesuai KTP
- Scan KTP
- Transfer dan buktinya dicetak
- Materai 6000
- Sebaiknya urus Simaksi jangan pas hari H, agar bisa langsung naik tanpa menunggu loket buka
- Pakai sepatu atau minimal sandal gunung dengan tali belakang
- Satu kelompok minimal 3 orang
~Salam Dolan, Cuk~
Tidak ada komentar :
Posting Komentar