“Biasanya saat bermalam di gunung pasti
berusaha agar kulit serapat mungkin, tapi disini beda lho !”
Keletihan sangat terasa setelah berkendara sekitar 6 jam dari ujung
utara ke selatan Pulau Jawa. Tapi setelah sampai di kaki gunung, keletihan itu
serasa akan segera terobati oleh panorama, mie rebus, dan dingin yang sudah
menanti di ujung jalan menanjak. Gunung, lelah dicapainya tapi tempat istirahat
terindah.
Semangat yang masih tersisa harus dikobarkan lagi untuk menikmati itu
semua. Gunung Api Purba atau Gunung Nglanggeren yang terletak di Desa
Nglanggeren, Gunung Kidul, Yogyakarta yang kali ini tanahnya akan saya tancapi
dengan keempat sisi frame tenda saya.
Gunung ini cukup mudah dijangkau. Jalanannya mulus dan ada petunjuk arahnya.
Gunung ini merupakan bongkahan batu besar yang tersusun sedemikian rupa dan
menjulang dengan ketinggian maksimum 700 mdpl. Sebenarnya gunung ini memiliki
beberapa nama gunung di dalamnya. Tapi yang terbesar dan tertinggi adalah
Gunung Gedhe.
Gunung ini dikelola secara profesional oleh penduduk setempat. Ada pusat
informasi, kamar mandi bersih, dan pendopo untuk beristirahat sebelum
melanjutkan berjalan ke puncak.
Saat kami kesana sedang ada hajatan rupanya. Katanya sih peresmian masjid, tapi acaranya
benar-benar meriah. Umbul-umbul sponsor yaitu Bank Mandiri terpasang sepanjang
jalan. Belakangan saya ketahui bahwa pengisi acaranya adalah Didi Kempot. “Sewu
kuto uwis tak liwati, Sewu ati tak lakoni…”
Setelah selesai parkir, solat dan membayar uang jalan, langsung kita beranjak
mendaki. Gambaran pos saat pertama kali saya naik gunung ternyata benar-benar
ada disini. Dulu bayangan saya, pos itu adalah tempat istirahat seperti saung kalau kata orang sunda. Tapi
ternyata pos itu hanya lahan kosong untuk camping. Tapi tidak disini, posnya
benar-benar ada saungnya. Jadi tak
bawa tenda pun bisa bermalam disana.
Jalan berbatu namun tersusun rapi mempermudah pendakian. Namun ada jalan
yang melewati celah dua batu yang hanya cukup untuk satu orang. Di beberapa
titik cukup nyaman untuk melihat hamparan luas Kota Yogyakarta, ditambah saat
itu Batara Surya sedang melambai untuk berpisah.
Ada dua kejadian menarik selama pendakian. Pertama, tidak sengaja
melihat biru-biru, langsung saja ambil dan ternyata uang 50ribu. Lumayan,
rejeki. Yang kedua secara tidak sengaja bertemu teman SMA saya yang kuliah di
UGM. Dia saat itu pakai kaos olahraga SMANSA, langsung saya kenali dari
wajahnya yang waktu SMA dihina mirip hero DOTA, Gondar.
Tak berapa lama, kita tiba di puncak. Hamparan bongkahan batu terhampar
dari sini. Tanpa lama-lama karena sudah malam juga, saya gelar tenda Eiger
Transformer saya (saat menulis kalimat ini saya memberi nama tenda saya, Bumble
Bee). Santap malam dengan mie rebus dan telur dadar menjadi momen penghangat
sebelum dingin tiba.
Tapi tunggu dulu, sang dingin tidak kunjung tiba padahal sudah jam 9.00.
Biasanya jam-jam segitu saya sudah mulai merapatkan kain ke tubuh saya.
Ternyata sampai menjelang tidurpun saya tidak merasakan dingin padahal tidak
pakai jaket, celana panjang, maupun sleeping
bag. Baru kali ini di gunung merasa anget.
Atau mungkin saya bersama pacar saya ya ? Hmm, tidak perlu tahu ya kalian !
Tapi malam itu ribut sekali, sepertinya ada makrab atau semacamnya dari
mapala atau apa. Sepanjang malam terus ribut dengan logat daerah Indonesia
Timur. Menghilangkan kesunyian alam saja, dan terutama mengganggu orang mau
istirahat.
Tak banyak keindahan sunrise yang bis diceritakan disini. Matahari
tertutup awan dan berada di balik bukit. Jadi, kita berdua hanya sekedar duduk
di pinggir jurang sambil minum kopi dan menyaksikan hamparan kontrasnya warna
abu-abu batu, hijaunya pohon, dan gradasi awan putih biru dengan sedikit
kelabu. Sambil menunggu flysheet
Bumble Bee kering, kita habiskan waktu menikmati alam sebelum melanjutkan
perjalan di Gunung Kidul, Yogyakarta.
Hamparan Bebatuan |
Wahh.. Pertualangannya keren, tulisanya juga kereeeeeen.. :)
BalasHapusLain kali ajak saya mas, saya juga dari Purwakarta, sulit mencari teman yg sama2 suka backpackering..
wakorasyid@gmail.com
wah makasi,
Hapusboleh - boleh kapan - kapan ajakin temen hehe