“Fasilitas Gunung Gede tidak hanya untuk pelancong, pendaki yang sudah sampai puncak pun masih diberi failitas itu”
Karena akses yang mudah dari Jakarta ditambah trek yang tidak terlalu
sulit dan pengelolaan serta fasiltas yang baik, Gunung Gede Pangrango menjadi
gunung foavorit pendaki Jakarta. Tak kurang dari 500 orang biasanya naik kesini
saat weekend. banyak juga yang datang sekeluarga (ayah, ibu, anak, kakek,
nenek). Bahkan anak perempuan 5 tahun pun turun bareng kami dari puncak.
Penerus tongkat estafet pendaki, nih!
Pop Mie dan Fajar |
Di tengah perjalanan menuju Kandang Badak, terkadang ada bapak-bapak
menawarkan nasi udak dan gorengan. Kami bertanya-tanya juga, apa itu betulan?
Dan ternyata setelah sampai Kandang Badak kami baru percaya. Di antara
tenda-tenda warna-warni, ada tenda sederhana dari terpal dan kayu yang memajang
rentengan kopi, susu, dan tumpukan pop-mie.
Mereka adalah pedagang yang memfasilitasi pendaki sampai puncak. Hmm, sampai
segini kah fasilitas Gunung Gede ? “Kopi – kopi, pop-mie, mas !”, kata mereka
menjajakan dagangannya.
Pedagang tidak hanya ada di Kandang Badak, di puncak pun banyak pedagang
yang menjajakan juga nasi uduk, roti dan gorengan bakwan.
Tapi pedagang itu juga yang menjadi penyelamat kami dari kehausan dan
kelaparan saat di puncak. Karena semua logistik ditinggal di tenda di Kandang
Badak, kami ke puncak hanya bawa bekal secukupnya. Air hanya 2 botol sedang.
Sambil menikmati pagi, pop-mie seharga 10.000 terasa sangat nikmat disruput.
Kami yang meneruskan perjalanan dari puncak menuju ke Alun-alun Surya
Kencana (Surken), mengalami krisi air. Padahal masih ada perjalanan kembali ke
puncak dan turun ke Kandang Badak.
Bakwan di Puncak |
Di Surken katanya ada air yang bisa diminum. Jadi kami pede bisa reload
air. Tapi apa yang terjadi, kami salah tempat. Kami datang ke titik dimana
banyak “ampas manusia” tenggelam disana. Hoeekk! Kami langsung illfeel untuk
mengambil air. Parah sekali. Terkutuklah orang yang buang hajat di air yang
digunakan untuk hajat orang banyak itu.
Tapi tenang saja, setelah sampai puncak kita bisa reload di “Mini
market”. Dengan 20 menit menahan haus dan mengemis air dari Surken ke Puncak,
akhirnya di puncak kami bisa reload satu botol untuk turun ke Kandang Badak.
Sangat membantu juga para pedagang itu. Mungkin bisa direncanakan pembangunan
Indomaret atau Carrefour disana. Hehehe!
Tidak ada komentar :
Posting Komentar