Brum. Suara gas terakhir mobil terdengar memasuki garasi di rumah keluarga kecil Pak Bimo.
“Ayah pulang!” Sambut anaknya saat Pak Bimo masuk. Ibunya hanya menoleh sambil mengganti-ganti saluran tivi.
“Ayah bawa cokelat banyak, nih.”
Kata Pak Bimo.
“Asik, cokelat!” Sang anak girang dengan air muka yang tiba-tiba “mencokelat”.
Meraka bertiga duduk bersama. Saluran tivi sudah nyasar ke acara yang membahas fakta unik tentang cokelat. Sambil makan cokelat dari sang ayah, mereka bertiga bercengkrama.
“Ini hari Valentine namanya. Kata orang bule hari kasih sayang, jadi
ayah bawa cokelat, simbol kasih sayang.” Jelas Pak Bimo pada sang anak.
“Tapi hati-hati jangan banyak-banyak, nak, bahaya.” Nasihat Bu Bimo.
“Kenapa bahaya bu?”
Pertanyaan sang anak terpotong oleh suara ribut tiba-tiba dari rumah
depan. Rumah Pak Andri “Cokelat”. Pemilik café bertema cokelat yang tema rumahnya pun cokelat. Dikenal sekali sebagai penggemar cokelat dari buyutnya.
“Jadi itu perempuan yang bikin Ayah nggak pulang?!” Hardik Bu Andri.
“Makannya jangan tiap hari makan cokelat, jadi sayangnya sama banyak
orang, terus selingkuh!” diikuti suara UFO tabrakan, alias piring terbang pecah.
“Itu bahayanya.” Kata Bu Bimo ke sang anak, yang acuh karena cokelat, tapi
pandangannya ke Pak Bimo. Pasangan itu otomatis saling pandang.
“Itu cokelat beneran beli kan, Yah ?”
Tidak ada komentar :
Posting Komentar