Apakah malam di dunia ini selalu sama? Kata orang-orang begitu. Malam
adalah penunjuk separuh hari dengan gelap sebagai cirinya. Bertolak belakang
dengan siang yang terang. Malam adalah sisi baik cahaya matahari yang masih mau
membagi cahayanya untuk mendandani bulan. Walaupun cahaya bulan entah masih
dianggap sebagai cahaya atau tidak. Karena bagi banyak orang bulan hanya benda
alam yang fungsinya sudah tidak diperhitungkan lagi. Malam bagi orang
kebanyakan adalah saat yang dimana kesunyian dan keheningan meluluhkan semua
kelelahan bekerja di siang hari. Menjadikan malam yang selalu sama yaitu malam
adalah tentang lelap.
Bagiku malam tak ada bedanya dengan siang. Malam dan gelapnya bukan
hanya soal waktu. Malam hanya sebuah kata, dan gelapnya adalah misteri. Misteri
hidupku sendiri yang tak pernah dapat aku jelaskan. Kegelapan menjadi
kehidupan. Dan kehidupanku adalah kegelapan itu sendiri.
Di kota ini, dari balik kardus di samping kali yang penuh polusi, aku
dilahirkan. Bukan dari rahim seorang ibu di rumah sakit bersalin dengan bidan
atau dokter kandungan yang sudah mengenalku sebelum aku lahir. Aku lahir dari
gelap, aku lahir dari denyut jantung kota yang sedikit kejutan saja akan
membuatnya mati kena serangan jantung, orang tuaku adalah debu yang mengusap
kegelisahan kota ini, dan kardus ini adalah rahim ibuku.