Atap Jawa Tengah.
Bukan sesuatu yang berlebihan menyematkan julukan tersebut pada Dataran Tinggi
Dieng yang membentang di daerah Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah. Secara
etimologis, nama Dieng saja sudah berarti tempat bersemayamnya para dewa yaitu
dari kata “di” yang berarti tempat, dan “hyang” yang berarti dewa.
|
Para Pendaki (Dok. Pribadi) |
Magnet wisata
tempat ini memang begitu kuat. Tak hanya wisatawan lokal, wisatawan luar Jawa
Tengah dan wisatawan asing pun tertarik menikmati kawasan yang serba hijau dan
dikelilingi pegunungan ini. Wisata candi, kawah, dan bagi yang ingin berusaha
lebih keras, terdapat juga gunung.
Gunung Prau. Di
puncaknya yang luas kita dapat membangunkan matahari dari tidurnya.
Menyambutnya untuk mulai bekerja memberi kehidupan di bumi. Sudah pasti
rata-rata tujuan para pengunjung gunung dengan titik tertinggi 2.565 mdpl ini
adalah mencari sunrise. Fajar. Matahari terbit.
Mendung memang
sudah menyelimuti dari tempat kita memulai perjalanan yaitu Semarang. Baru setengah
perjalan menuju Desa Tambi yang akan langsung tembus ke jalan utama Dieng,
hujan sudah menyambut. Hujan berhenti, kabut turun. Jarak pandang tak seberapa
jauh. Namun, perjalanan tetap berlanjut dan tidak ada masalah sampai kita semua
tiba di Desa Patak Banteng, dan kemudian disambut hujan cukup deras.