Kalibiru. Akhirnya kita tiba juga. Sebuah
wisata terpadu yang terletak di daerah Kulonprogo. Atau kalau orang-orang
bilang Jogja coret. Karena wilayahnya tidak masuk kota Jogja.
Foto di Pohon
|
Disana ada danau buatan yang sepertinya
dimanfaatkan untuk irigasi dan PDAM. Dari danau itu harus naik melalui
kampung-kampung lagi untuk menuju wisata Kalibiru-nya. Ada plang penunjuk jarak
yang ngaco disana. Pertama tertulis “Kalibiru 2,5 km”, setelah jalan agak lama
ada lagi plang bertuliskan “Kalibiru 2,5 km”. Masih 2,5 km. Perlu dipertanyakan
mahasiswa KKN yang melakukan papanisasi disana.
Tiba juga di area parkir Kalibiru. Kalian tahu rasanya? Lelah.
Saya tidak tahu apa yang akan dilakukan disana, karena informasinya hanya ada
outbound dan berfoto di pohon. Untuk sampai ke sana dari area parkir harus
berjalan kaki. Menanjak. Ya menanjak. Masalah? Iya, masalah.
Kita istirahat sejenak di warung. Makan
siang sambil menyandarkan punggung. Karena di motor, saya tidak bisa bersandar
pada Winda. Belum berani.
Tiba-tiba Winda memberikan kejutan dengan
mengeluarkan sekotak penuh
berisi sandwich. Ah, ternyata dia
betulan masak buat kita. Memang sebelumnya saya bercanda minta dimasakan
sesuatu. Ternyata benar. Dia bilang sandwich
itu yang membuat dia telat tadi pagi. Saya jadi menyesal dan terharu. Maafkan
yang prasangka saya. Sandwich-nya, dia beri nama “Cheezy Sandwich”. Karena full keju dengan sayuran dan jamur. Tapi
saat menulis ini saya jadi ingin memberi nama. Saya beri nama “Promise Sandwich”, karena sandwich ini
dibuat karena menepati janji sekaligus mengingkari janji ketemuan jam 8. Soal
rasa…. Enak!
Miringnya Kurang |
Saat itu weekend, jadi pengunjung cukup
banyak. Berdampak lah pada panjangnya antrian outbound dan flying fox. Begitu
juga dengan foto di atas pohon, tempat foto yang paling banyak muncul di Google
Images saat mencari tentang Kalibiru. Karena itu adalah tujuan utama ke sini,
jadi mau tak mau kita mengantri juga. Walaupun dihitung-hitung baru kebagian
foto sekitar satu jam. Sambil menunggu kita berfoto sedikit dan berbagi headset sambil terkantuk-kantuk karena
hawanya yang dingin.
Ada kejadian lucu disitu. Kita bertemu
dengan anak kecil yang sok akrab. Kita ajak dia mengobrol. Tiba-tiba dia
nyeletuk. “Mbak, iki ndak wis meteng ?” (Mbak, ini sudah hamil?) sambil
memegang perut Winda. Ha-ha-ha. Pecah lah tawa kita. Terutama saya, karena saya
suka melihat ekpresi wajahnya Winda. Kamu sebuncit itukah, Win ? Ha-ha-ha.
Tibalah giliran kita berfoto. Winda duluan,
baru saya. Harus saya akui, diantara semua yang berfoto di sana. Winda paling
keren. Dia berani bergaya anti-mainstream.
Termasuk berdiri di ujung papan dan pose andalannya bernama “Pose as a
yogagirl”. Keren, top, berani. Tapi kesalahan dia adalah dia tidak memperhitungkan saya
peniru ulung. Konsep ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), saya hapal betul. Saat tiba
giliran saya, saya tidak mau kalah dengan berpose lebih berani. Tali pengaman
sengaja saya taruh di punggung (terbalik dari yang normal), agar saya bisa
berpose di ujung papan namun saya melihat ke bawah. Mantap. Sorry ya, Winda.
Ini Baru Keren |
Setelah selesai, saya merasa kalau kita jadi pusat perhatian
orang-orang disana. Agenda di Kalibiru selesai dan kita akan menuju Kota Jogja.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba ban motor bocor. Aduh, apakah ban bocor selalu
menjadi agenda tambahan saat jalan menggunakan motor. Untunglah tambal ban
tidak terlalu jauh. Jadi saya (hanya saya) mendorong motor tidak terlalu jauh.
Selanjutnya agenda kita adalah Museum De Mata Trick Eye di Jalan Veteran,
Jogjakarta. Dan perjalanannya kita lalu di bawah rintik hujan yang cukup deras.
IndraRama
08 January 2015, 02:05
Tidak ada komentar :
Posting Komentar