Robi yang masih kelas tiga SD sedang menunggu kapan ayahnya akan pulang.
Pulang kampung tepatnya karena ini musim mudik. Berbeda dengan mudik pada
umumnya, ayahnya baru akan mudik pada H+3 lebaran yang seharusnya sudah masuk
arus balik.
Ayahnya bekerja di terminal antar provinsi di Jakarta, dia menjadi
pelayan untuk para pemudik. Menyediakan tiket bagi mereka. Setidaknya itu yang
selalu dijelaskan ibunya pada Robi, saat bertanya tentang pekerjaan ayahnya.
“Bapak lama, Bu.”
“Sabar Robi, bapak masih kerja.” Jelas ibunya.
“Tapi yang lain sudah pakai baju baru, Bu. Aku belum.”
Ibunya hanya mengelus kepala Robi.
“Bapakmu pasti sedang membantu orang-orang yang mau ketemu anaknya.
Bapakmu mengalah, yang penting orang lain bisa memberikan baju buat anaknya
dulu.”
“Jadi Bapak orang baik, Bu?”
“Tentu.”
***
Ayah Robi duduk di kursi dengan komputer dan polisi di depannya. Razia
mendadak calo-calo tiket di terminal itu menjaring banyak calo tiket, termasuk
ayah Robi. Ayahnya mengaku menjual tiket dengan harga sampai tiga kali lipat
dari harga normal. Dia terpaksa tertahan di sana. Bayangan Robi dan istrinya
menambah pilu keadaannya.
***
Hari sudah larut. Robi mulai menyerah menunggu ayahnya. Robi pun tidur
di depan pintu. Sangat nyenyak sampai-sampai tidak dengar ayahnya mengetuk
pintu dan bilang: Maafkan aku anakku. Lalu pergi lagi untuk waktu yang entah
berapa lama.
IndraRama
Kamar kos, 19 Juni 2014 11:27
Tidak ada komentar :
Posting Komentar