Di sebuah negeri
bernama Negeri Fantasinesia hiduplah Pinokito. Tinggal seorang remaja pengangguran tapi suka
melucu di depan orang-orang.
Negeri itu saat ini
sedang mengadakan pemilu. Berbeda dengan di negeri biasa, di negeri itu TPS-nya
tidak dijaga dari awal sampai hasil suara diumumkan. Semuanya menggunakan sihir
bernama “Sihir Pemilu”. Ada mantra rumit yang sudah dirumuskan para ahli untuk
mengamankan pemilu dari kecurangan.
Tapi caleg selalu
lebih maju curangnya. Dan salah satunya dilakukan Pinokito. Dia menemukan
siasat jitu menambah suara.
“Kita manfaatkan
orang-orang buta, nanti akan aku antar mencoblos dan aku yang mencobloskan,
tentu sesuai kehendakku. Bagaimana?” Pinokito menjelaskan pada si caleg.
“Cerdas, kita tidak
perlu merusak mantra.” Kata si caleg senang.
Singkat cerita Pino
berhasil mengumpulkan sebelas orang buta. Dia antar ke TPS. Dan menjalankan
rencana. Mantra itu tidak mendeteksi kecurangan, dia berhasil.
Tapi beberapa hari
setelah si caleg menang di TPS itu, Pino tidak pernah keluar rumah. Bahkan di
acara perayaan kemenangan sekalipun. Si caleg pun mengunjungi rumahnya.
“Pino, kamu keman sa… ja?”
Tanya si caleg kaget melihat Pinokito.
Ternyata karena
kecurangan itu jari Pinokito berubah warna jadi ungu semua. Dan yang lebih
parah, karena dia mencoblos sebelas kali ditambah coblosan asli dia, jarinya
bertambah menjadi dua belas.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar