Sabtu, 10 Maret 2012

Suara Sayup-sayup Menyentuhku


Aku tulis sebuah syair
Menemani malam mingguku
Terdengar suara sayup-sayup ditengah obrolan bapak-bapak dan itu menyentuhku
Suara itu bukan berasal dari mulut mereka
Mereka mengobrolkan hal menyenangkan namun surara itu tampak tidak menyenangkan
Sayup-sayup , terdengar mulai keras, dan akhirnya menjadi teriakan parau

Aku tulis sebuah syair
Menemani malam mingguku
Suara itu adalah teriakan jiwa mereka
Teriakan jiwa yang khawatir
Yang kontras dengan obrolan mereka, dengan tawa mereka
Jiwa itu meneriakan hal yang sama “besok keluargaku makan apa, sekolah anakku belum dibayar, hutangku menumpuk”
Jiwa itu terlihat bingung, mereka tidak mengerti apa itu birokrasi
Tapi mereka menjadi korban kebijakan birokrasi
Teriakan itu bagai lolongan serigala dimalam hari, yang tak tahu kepada siapa ia berteriak ditengah gemerlap lampu kota yang gelap

Aku tulis sebuah syair
Menemani malam mingguku
Keesokan harinya jiwa itu masih berteriak cemas
Ditempat kerja, di warung kopi, bahkan saat bercinta bersama istri
Jiwa itu berharap Tuhanlah yang mendengar, namun teriakan membentur dinding birokrasi dan terpantul kembali
Seorang datang dan menjalin percakapan dengan jiwa yang berteriak
“Tak berguna kalo jiwamu yang berteriak, teriaklah dengan mulutmu”
“Aku bisu, aku dibisukan karena teriakan mulutku tidak ada yang ia dengar”
“Kalau begitu dengarkanlah perkataannya saat pidato atau berkampanye , mungkin kamu bisa tenang”
“Aku tuli karena tidak pernah mendengar suara yang jelas, hanya keputusan dan perkataan yang mengambang yang kudengar”
“Gunakanlah matamu dan lihat apa yang mereka kerjakan untukmu”
“Aku buta, aku tidak melihat apapun yang ia lakukan bisa menentramkanku, aku dibutakan oleh transparansi mereka yang memantulkan sinar matahri langsung menuju mataku”

Aku menulis syair
Menemani malam mingguku
Sambil  mendengarkan teriakan jiwa yang khawatir yang bersatu seperti paduan suara yang tak pernah pentas



Semarang, 10 Maret 2012, 20 : 05
Pradhany Widityan Indrarama

Tidak ada komentar :

Posting Komentar