Rabu, 21 Maret 2012

19 Maret 2012


Teras rumah kontrakan selepas makan, kita membuka perbincangan seperti biasa dengan candaan-candaan pencair suasana yang bisa dibilang belum pernah beku sebenarnya. Tapi ternyata berakhir dengan kejutan buatku. Tepat sebelum pulang seusai adzan maghrib ketika kamu bersiap mengenakan slayermu, kamu bilang “Bismillah, IYA” . Serentak perasaanku tidak karuan, salting dan sebagainya yang bodoh-bodoh pokoknya karena jawaban atas pertanyaanku minggu lalu di rumahmu akhirnya kamu jawab. Tapi jelas aku sangat senang. Hari itu adalah hari kedua aku dan kamu bersikap bodoh dan mati gaya tapi kedua hari itu juga adalah hari yang paling indah buatku dan aku yakin buatmu juga.

Aku bukan anak cinta, artinya aku tidak suka percintaan yang sebentar-sebentar konflik sedikit langsung bubar dan mencari cinta lagi. Aku suka cinta yang berkualitas, aku suka kita saling mencover saat salah satu sedang “begejolak”, aku suka kita saling menghargai kegiatan masing-masing, dan aku suka aku punya harapan untuk itu dari kamu. Aku ingin sayang sama kamu lebih dari aku pernah sayang sama dia. Jangan marah saat baca ini, karena mungkin kamu ga pernah aku ceritakan tentang kehidupan dan perjuanganku dengan dia secara mendetail, karena bener-bener aku ga pengen menceritakannya . Tapi aku benar-benar berharap aku bisa melakukannya lebih buat kamu dan menulis buku baru dengan kita sebagai tokoh sentral. Cukup itu isi perasaanku.

Pagi
Aku mulai suka waktu tersebut karena aku selalu baca smsmu yang menyuruh bangun dan solat subuh walaupun aku merasa benar-benar ga menghargai karena tetap saja kesiangan. Tapi aku selalu bangun dan membaca smsmu, dan kujawab dalam hati “iya makasi” tapi tidur lagi, jangan marah jangan bosan sayang.

Siang
Sombongnya matahari benar-benar luntur saat kubuka smsmu lagi yang penuh candaan dan terkadang ledekan, aku memang suka bercanda aku suka terkadang meledek tapi benar-benar aku bermaksud bikin kamu tersenyum. Sabar sayang kalau aku ledekin kamu.

Malam
Saat santai kamu menjadi pelengkap dengan obrolan-obrolan yang seperti biasa tidak jelas dan biasanya ada sedikit gombalan disana walupun terkadang aku telat bales saat lagi ngegame atau berkumpul bersama teman. Maaf buat itu, semoga kamu mengerti sayang. Sampai tengah malam aku selalu menulis “sweetdream” saat kamu sudah bermimpi.

Jangan anggap ini gombalan, aku benar-benar mengesampingkan logikaku yang biasa kupakai dalam menyelesaikan masalah keteknikan dan benar-benar menggunakan perasanku untuk menulis  ini. Aku ingin seperti lagu Efek Rumah Kaca “Kita berdua tak hanya menjalani cinta, tetapi menghidupi”. Semoga suatu saat di moment paling indah kita bisa baca ini bersama. Jangan pernah anggap aku cowo romantis ya, karena aku ga mau seperti itu, jangan anggap aku orang baik karena aku belum merasa baik, cukup anggap aku seperti smsmu :

“Kamu istimewa , jagoan”

4 komentar :

  1. icikitirrr...
    :)

    aku terharu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasi lhoo .

      tapi itu bukan bikin terharu hehe

      Hapus
    2. tapi aku suka dani,..
      enggak lebay
      itu lho judul lagunya Efek Rumah Kaca..
      baguuss..

      Hapus
    3. wah terima kasih itu saya anggap pujian .

      tapi siapakah inii knp tau saya ?

      Hapus