Kamis, 11 Juli 2013

Modal Sedikit Untung Banyak, Gunung Prau

“Gunung Prau itu sudah gratis, trekknya tidak terlalu sulit tapi setelah di puncak pemandangannya amazing, seperti apa ya ?” 


Savana Di Gunung PrauKali ini saya bersama 9 orang lainnya akan mendaki Gunung Prau di kawasan dataran tinggi Dieng. Gunung ini berketinggian 2560 mdpl dan letaknya di perbatasan kabupaten Wonosobo dengan Kabupaten Kendal. Ada beberapa jalur pendakian di gunung ini, bisa lewat jalur Kendal atau lewat Dieng. Kami memilih lewat jalur Dieng alasannya karena waktu tempuh yang berdasarkan info cukup cepat sekitar 2-3 jam.

Meeting point kami sepakati di terminal Mendolo Wonosobo. Jadi kami berangkat terpisah. 3 teman saya berangkat dari Tangerang, 5 dari Terminal Rawamangun, 1 dari Surabaya dan saya sendiri dari pool Sinar Jaya Mampang. Nah, karena itu juga kita jadi tunggu-tungguan karena kedatangan bus yang berbeda-beda. Saya tidak dapat bus langsung ke Wonosobo, jadi saya naik bus jurusan Purwokerto dan dilanjut ke Wonosobo dengan bus 3/4. Jam 2 siang sepertinya kita baru kumpul semua di depan Agen P.O Sinar Jaya terminal Mendolo.

Setelah istirahat, makan, dan menyiapkan segala sesuatu untuk naik nanti termasuk membeli nasi bungkus untuk makan malam, kami berangkat dengan angkot kuning ke tempat ELF yang akan mengantarkan ke Kawasan Dieng. Sepertinya ELF dimanapun sama. OVERLOAD ! Disini pun sudah penuh masih saja si kernet menaikkan penumpang. Protes pun datang dari penumpang termasuk kami. Di ELF ternyata ada kebingungan tentang tarif baru setelah BBM naik. Penumpang pribumi merasa bingung tentang tarif baru yang ditetapkan si ELF. Menurut warga, sih, belum ada keputusan dari pemerintah desa berkenaan tarif ELF. Tapi si ELF sudah menaikkan secara sepihak dan tentunya mengundang gunjingan penumpang yang kami dengar juga.

Setelah oper lagi dengan ELF lain dari menara pandang Dieng atau warga menyebutnya “pemandangan” kami tiba di pertigaan depan “Losmen dan Restoran Bu Djono”. Tak jauh dari sana sedang digelar Dieng Culture Festival. Kami tidak sempat kesana karena memang tujuan kami adalah menikmati puncak Prau.

Titik awal pendakian kita mulai dari situ sekitar jam 5.00. Karena kemampuan jalan yang berbeda-beda, jadi saya dan 2 teman saya memutuskan duluan. Walau treknya cukup mudah, tapi baru setengah jalan hujan cukup deras menyambut kita. Dan jas hujan yang dibeli di terminal pun jadi alat yang berguna. Sebelum sampai puncak kita akan melewati pos degan tower-tower pemancar telekomunikasi.

Kabut Pagi Gunung Prau
Jalan di gunung ditambah hujan dan angin dinginnya jadi ganda. Walaupun saat jalan tidak terasa, tapi setelah sampai puncak dinginnya ampun dah. Saking dinginnya tangan saya kaku dan menyalakan senter saja tidak bisa. Tapi untung teman saya Pandu masih bisa membangun 2 tenda. Setelah tenda berdiri tak berapa lama rombongan yang lain tiba dan mendirikan 2 tenda lagi. Tidak ada acara malam itu. Selesai makan nasi bungkus, kami langsung tidur untuk menyambut pagi yang pastinya menakjubkan.

Ternyata beautiful point dari Prau bukan di puncaknya. Kita harus turun sedikit untuk sampai di savana yang terhampar luas dengan bukit-bukit berlapis-lapis seperti bukit teletubies. Benar-benar menakjubkan melihat savana seperti itu karena saya baru pertama melihatnya. Hamparan rumput dan bunga-bunga tersusun rapi dan memancarkan segala keindahannya. Naik ke puncak bukitnya kita bisa melihat Telaga Warna dan sunrise. Namun sayang, kabut yang begitu tebal menyembunyikan keanggunan Batara Surya. Baru sekitar pukul 8.00 kabut menghilang dan Batara Surya sudah tekun bekerja. Dari setiap bukitnya, tatapan tajam gunung-gunung besar di sekitarnya begitu menawan. Gunung Sindoro, Sumbing, Merbabu, dan Merapi tampak gagah dan anggun dari bukit-bukit di sekitar savana.

Gagahnya Gunung SindoroSetalah puas mengagumi karya Tuhan Yang Maha Kreatif, kita kembali ke tenda dan memasak sarapan masing-masing. Setelah selesai semuanya kita packing lalu turun dan kembali ke Terminal Mendolo untuk bertolak ke Jakarta dengan segala rutinitas yang akan membawa kita ke trip-trip selanjutnya. Pulangnya kami kembali terpisah bus. Tapi saya beruntung karena kenakalan sopir bus saya, saya jadi sampai paling pagi dan masih bisa kerja tepat waktu. Yang lain gimana ya ? Hehehe



Mungkin Berguna

1. Rute (Saya) dari Jakarta
Jakarta - Purwokerto - Wonosobo

2. Ongkos (Saya)
  • Jakarta - Purwokerto (Sinar Jaya Ekonomi) : Rp 55.000,-
  • Purwokerto - Wonosobo (Terminal Mendolo) : Rp 25.000,-
  • Terminal Mendolo - Pasar (Angkot Kuning) : Rp 3.500,-
  • Pasar - Pemandangan (ELF) : Rp 7.000,-
  • Pemandangan - Dieng (ELF) : Rp 5.000,-
3. Tips
  • Bawa jaket tebal apalagi saat memasuki musim kemarau (Juli), di Dieng saat dini hari kabarnya bisa sampai 0 derajat.

-- Salam Dolan, Headband Traveller --

Tidak ada komentar :

Posting Komentar