Minggu, 11 Januari 2015

Jogja (2) - Semua Mata Tertuju pada Kita

Kalibiru. Akhirnya kita tiba juga. Sebuah wisata terpadu yang terletak di daerah Kulonprogo. Atau kalau orang-orang bilang Jogja coret. Karena wilayahnya tidak masuk kota Jogja.

Foto di Pohon
Disana ada danau buatan yang sepertinya dimanfaatkan untuk irigasi dan PDAM. Dari danau itu harus naik melalui kampung-kampung lagi untuk menuju wisata Kalibiru-nya. Ada plang penunjuk jarak yang ngaco disana. Pertama tertulis “Kalibiru 2,5 km”, setelah jalan agak lama ada lagi plang bertuliskan “Kalibiru 2,5 km”. Masih 2,5 km. Perlu dipertanyakan mahasiswa KKN yang melakukan papanisasi disana.

Tiba juga di area parkir Kalibiru. Kalian tahu rasanya? Lelah. Saya tidak tahu apa yang akan dilakukan disana, karena informasinya hanya ada outbound dan berfoto di pohon. Untuk sampai ke sana dari area parkir harus berjalan kaki. Menanjak. Ya menanjak. Masalah? Iya, masalah.

Kita istirahat sejenak di warung. Makan siang sambil menyandarkan punggung. Karena di motor, saya tidak bisa bersandar pada Winda. Belum berani.

Tiba-tiba Winda memberikan kejutan dengan mengeluarkan sekotak penuh berisi sandwich. Ah, ternyata dia betulan masak buat kita. Memang sebelumnya saya bercanda minta dimasakan sesuatu. Ternyata benar. Dia bilang sandwich itu yang membuat dia telat tadi pagi. Saya jadi menyesal dan terharu. Maafkan yang prasangka saya. Sandwich-nya, dia beri nama “Cheezy Sandwich”. Karena full keju dengan sayuran dan jamur. Tapi saat menulis ini saya jadi ingin memberi nama. Saya beri nama “Promise Sandwich”, karena sandwich ini dibuat karena menepati janji sekaligus mengingkari janji ketemuan jam 8. Soal rasa…. Enak!

Miringnya Kurang
Saat itu weekend, jadi pengunjung cukup banyak. Berdampak lah pada panjangnya antrian outbound dan flying fox. Begitu juga dengan foto di atas pohon, tempat foto yang paling banyak muncul di Google Images saat mencari tentang Kalibiru. Karena itu adalah tujuan utama ke sini, jadi mau tak mau kita mengantri juga. Walaupun dihitung-hitung baru kebagian foto sekitar satu jam. Sambil menunggu kita berfoto sedikit dan berbagi headset sambil terkantuk-kantuk karena hawanya yang dingin.

Ada kejadian lucu disitu. Kita bertemu dengan anak kecil yang sok akrab. Kita ajak dia mengobrol. Tiba-tiba dia nyeletuk. “Mbak, iki ndak wis meteng ?” (Mbak, ini sudah hamil?) sambil memegang perut Winda. Ha-ha-ha. Pecah lah tawa kita. Terutama saya, karena saya suka melihat ekpresi wajahnya Winda. Kamu sebuncit itukah, Win ? Ha-ha-ha.

Tibalah giliran kita berfoto. Winda duluan, baru saya. Harus saya akui, diantara semua yang berfoto di sana. Winda paling keren. Dia berani bergaya anti-mainstream. Termasuk berdiri di ujung papan dan pose andalannya bernama “Pose as a yogagirl”. Keren, top, berani. Tapi kesalahan dia adalah dia tidak memperhitungkan saya peniru ulung. Konsep ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), saya hapal betul. Saat tiba giliran saya, saya tidak mau kalah dengan berpose lebih berani. Tali pengaman sengaja saya taruh di punggung (terbalik dari yang normal), agar saya bisa berpose di ujung papan namun saya melihat ke bawah. Mantap. Sorry ya, Winda.

Ini Baru Keren
Setelah selesai, saya merasa kalau kita jadi pusat perhatian orang-orang disana. Agenda di Kalibiru selesai dan kita akan menuju Kota Jogja. Di tengah perjalanan, tiba-tiba ban motor bocor. Aduh, apakah ban bocor selalu menjadi agenda tambahan saat jalan menggunakan motor. Untunglah tambal ban tidak terlalu jauh. Jadi saya (hanya saya) mendorong motor tidak terlalu jauh. Selanjutnya agenda kita adalah Museum De Mata Trick Eye di Jalan Veteran, Jogjakarta. Dan perjalanannya kita lalu di bawah rintik hujan yang cukup deras.

IndraRama

08 January 2015, 02:05

Tidak ada komentar :

Posting Komentar