Selasa, 13 Januari 2015

Jogja (4) - Ayo, Makan Mercon

Wisata alam di Kalibiru, wisata perjalanan dan wisata seni di museum De Mata Trick Eye sudah selesai. Artinya, agenda wisata pada hari itu, 13 Desember 2014, sudah selesai semua. Terakhir yang belum adalah mengisi perut. Wisata kuliner. Belum lengkap kalau ke Jogja tanpa wisata kuliner. Seharian hanya makan cheezy sandwich saja, perut pun mulai berulah.

Makan Mercon
Rencana awal kita mau makan di tempat bernama Telap 12 yang ternyata tak jauh dari De Mata Trick Eye. Tempat itu menjual Indomie yang mirip dengan bungkusnya. Ah, Indomie. Lelah saya akan hilang kalau saya sudah menikmati indomie rebus rasa ayam bawang. Kalau suka nonton serial Ipin dan Upin, maka saat saya melihat indomie, saya akan bertingkah seperti Ipin saat melihat ayam goreng. Tapi ternyata tempatnya tutup. Gagal sudah menikmati indomie malam itu.


Alternatif selanjutnya adalah oseng-oseng mercon di Jalan KH Ahmad Dahlan. Oseng-oseng mercon bukan berarti mercon atau petasan yang dimasak ya. Ini adalah daging sapi yang ditumis atau dioseng-oseng dengan cabai yang sepertinya lebih banyak daripada dagingnya. Rasanya benar-benar membuat mulut meledak dan ngantuk karena lelah pun hilang sesaat. Pedas, gila! Saya pertama kali mencoba ini. Menurut saya pedasnya enak dan mantap. Walaupun pedas, tapi bikin kita tidak berhenti. Satu pertanyaan saya, kalau cabai mahal seperti sekarang apa masih sepedas itu? Dan pedasnya dari apa?

Pengamen Keren
Winda bikin saya terkesan lagi. Dia nyaris menghabiskan cabainya. Dia makan begitu saja seperti makan dagingnya. Gila. Saya hanya makan daging dan kuahnya saja sudah garuk-garuk kepala. Dia dengan santainya pamer di depan kamera. You’re Rock, Win. Benar-benar tidak mubazir oseng-oseng merconnya.

Kepedasannya menjadi tambah nikmat ditambah cah kangkung yang sedap. Ada juga hiburan dari pengamen Jogja yang kreatif dan anti-mainstream. Gayanya santai. Dia membawa gitar akustik-elektrik dengan amplifier mini di sabuknya dan membawa stand lyric. Dia membawakan lagu-lagu gitar klasik maupun lagu popular namun dibuat petikan klasik. Saat di meja kita, dia membawakan lagu Queen – Love of My Life dengan petikan. Harmoni sekali.

Perut kenyang, saatnya tidur. Tapi dimana, tempat menginap belum pasti. Sewa penginapan terbentur dana. Maka pilihannya adalah berbagi pahala pada teman. Sederhananya menumpang di tempat teman secara gratis. Karena teman yang baik akan mendapat pahala. He-he-he. Akhirnya, kita menginap di kos-kosan teman SMA saya di daerah UGM.

Malam itu semua perjalanan berakhir dengan ucapan “selamat tidur”.

indrarama
8 Desember 2015, 15:27

1 komentar :